Setahun lebih berlalu paska dimulainya pandemi wabah covid19 selama itu pula perekonomian yang memang sudah sesak ini semakin menyesakan. Apa mau dikata karena salah satu upaya menekan penyebaran virus ini adalah dengan cara mengurangi aktifitas dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Pro kontra dan kontra kemunculan wabah ini selalu mewarnai hampir di setiap media berita maupun media sosial, namun yang pasti dan nampak terjadi korban yang dinyatakan positif terinfeksi virus kian hari kian bertambah dan ada diantaranya di iringi Isak tangis kematian.
Hingga masuk ke pertengahan tahun 2021, wabah kembali menyeruak dan menginfeksi ke berbagai tempat, bahkan desa-desa terpencil yang ada di seantero negeri dengan berbagai varian turunan Corona virus jenis baru. Saya sendiri kaget dengan kondisi pandemi COVID19 gelombang kedua ini konon katanya varian virus delta.
Tak seperti setahun yang lalu, dimana korban yang terdampak merupakan orang-orang yang tak begitu saya kenal, tentunya bukan berarti saya tak perihatin atas korban Covid19 gelombang pertama, namun dampak dari Covid19 gelombang kedua ini teramat sangat berbeda.
Adalah teman, kawan, sahabat dan orang-orang terdekat saya kini yang menjadi "korban" virus ini. Banyak orang-orang yang dekat dengan saya yang menjadi penyintas virus covid-19 dan puji Tuhan mereka mampu survive tentunya setelah melewati fase isolasi. Rasa sakit, sesak nafas dan hilangnya penciuman hanyalah sedikit dari sekian banyak dampak virus ini. Tapi yang paling menyiksa saya kira tekanan mental dan kejiwaan dari para penyintas tersebut ketika hidup dalam kesendirian dalam isolasi.
Kesendirian merupakan hal yang paling ditakuti oleh setiap manusia dimuka bumi ini, apalagi jika kesendirian tersebut juga ditambah dengan menjauhnya orang-orang sekitar bahkan mungkin keluarga dekat, sahabat, kekasih karena ketakutan akan penularan virus ini.
Disatu sisi untuk mencegah penularan virus ini adalah dengan menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, disisi lain dukungan moral dari orang-orang terdekat juga sama pentingnya agar dalam masa isolasi para penyintas mampu menjaga "kewarasannya" sehingga mampu melewati fase bertarung melawan virus ini dan kembali sehat bukan hanya secara fisik namun juga jiwanya.
Tentunya bukan hal yang mustahil melakukan protokol kesehatan tanpa harus menjauhi apalagi mengucilkan para korban Covid 19, dengan memahami perihal covid19 dari sumber yang benar berpikir jernih dan selalu peduli atas diri sendiri dan orang-orang sekitar kita, niscaya kita bisa melewati pandemi covid19 ini. Pandemi ini bisa cepat berlalu hanya jika kita semua bahu-membahu untuk menjaga kesehatan, saling peduli terhadap sesama (korban Covid19) mematuhi protokol kesehatan sambil menunggu giliran vaksinasi agar kita semua kuat dalam menghadapi wabah covid19 ini tanpa melupakan hakikatnlita sebagai manusia yang harus peduli terhadap sesama.
Stay safe, stay healthy