Key of life - Kebahagiaan
22.41Catatan ini saya tulis di saat seperempat malam menjelang pagi. Berawal dari kejadian di kedai kopi tempat biasa saya menjauhi hingar bingar kebisingan kota. Ketika itu saya merupakan pelanggan pertama yang datang selepas senja di hari itu. Segelas Kopi Susu Rum yang merupakan kesukaan baru saya akhir-akhir ini tersaji malam itu di meja bar kedai.
Musik saya putar mengalun sayup, perlahan pelan menjalar terdengar dan merangsang otak saya. Belumlah habis setengah gelas, lalu kemudian datang seorang pelanggan, perempuan. Cukup proporsional, entah pelanggan, teman atau mungkin gebetan sang empunya kedai kopi.
Apapun itu, tapi disini saya bukan hendak bercerita roman picisan antara si empunya kedai dengan sipelanggan perempuan tersebut. Tapi saya akan bercerita sesuatu yang lain.
Cerita diawali ketika telepon pintar saya memutarkan lagu-lagu santai, seperti genre folk dan jazz. Sampai pada suatu ketika saya memutarkan lagu yang berjudul "mari bercerita-Payung Teduh" si pelanggan perempuan tersebut berkata "Lagunya jangan yang ini dong, bikin ngantuk." ucapnya. Hmm.. gumamku. Dalam hatiku berkata "Terpuji lah engkau perempuan cantik, karena tak lama lagi engkau akan merasakan sesuatu hal yang menyenangkan."
Seperti halnya dalam ilmu fisika "adanya gelap karena ketiadaan cahaya" Seperti itupun dengan perasaan "Adanya kebahagiaan karena karena ketiadaan ketidakbahagiaan." Kebahagiaan atau dalam bahasa Inggris yang artinya happiness sebenarnya tiada. Unhappiness.
Kita mungkin tidak asing dengan petuah bahwa "kita harus bahagia". Lalu bagaimana mungkin kita akan bahagia jika sebenarnya kebahagiaan itu sendiri tidaklah ada? kata "Bahagia" sesungguhnya merupakan manifestasi perasaan ketiadaan akan ketidakbahagiaan.
Ketika manusia mengalami ketiadaan akan ketidakbahagiaan, maka ketika itulah manusia merasakan apa yang mereka namakan kebahagiaan.
Lalu pertanyaannya, ketika manusia merasakan kebahagiaan bukankah seharusnya bahagia itu sendiri ada?. Saya kembali bertanya kepada anda, sesuatu hal apakah bahagia yang pernah anda rasakan?
Dan apakah hal bahagia yang anda rasakan tersebut tetap bertahan sampai saat ini? Atau bahkan sebenarnya saat ini anda sudah membenci hal bahagia tersebut sehingga hal bahagia tadi kini sudah tidak lagi membuat anda bahagia?
0 komentar