Memulai Perjalanan di Atas Langit Rajabasa
19.24Segera setelah adzan Isya berkumandang, saya meninggalkan pasar Inpres Kalianda, bergegas melanjutkan perjalanan menuju Gunung Rajabasa. Walaupun ketinggian gunung ini tak lebih dari 1400 mdpl, namun berbagai cerita dan pengetahuan yang saya temukan di internet tentang gunung ini cukup membangkitkan rasa penasaran saya.
Perjumpaan di Warung Desa Sumur Kumbang
Pertama, saya berencana berjalan kaki menuju titik awal pendakian, namun kemudian memutuskan untuk menggunakan ojek mengingat jalan yang cukup menanjak dan tarif ojek yang relatif murah. Sepuluh menit kemudian, saya sudah berada di dekat Kantor Desa Sumur Kumbang. Di sebuah warung, saya berhenti sejenak untuk beristirahat dan berbincang dengan beberapa pemuda setempat. Mereka bercerita tentang leluhur mereka yang berasal dari Suku Sunda, mungkin juga disebabkan oleh kedekatan geografis antara Lampung dan Jawa Barat-Banten.
Malam di Kaki Gunung Rajabasa
Sekitar jam sembilan malam, saya melanjutkan perjalanan menuju pos pertama di kaki Gunung Rajabasa. Di sana, saya berencana untuk beristirahat dan mendirikan tenda sebelum melanjutkan pendakian ke puncak. Dalam perjalanan, saya bertemu dengan dua pendaki lokal yang hendak menyusul teman-temannya. Tapi tidak lama kemudian, saya merasa tidak enak badan, muntah dan pusing. Saya beruntung ada pendaki lain yang menemani dan membantu saya.
Istirahat di Jalan Menuju Pos Satu
Meskipun jalan menuju pos pertama cukup nyaman, dengan sebagian besar sudah dicor, namun kondisi kesehatan saya yang sedang drop membuat saya memilih untuk beristirahat sejenak. Setelah merasa lebih baik, saya melanjutkan perjalanan. Meskipun berjalan lambat, akhirnya setelah hampir tiga jam, saya sampai di pos pertama.
Menginap di Pos Satu
Sesampainya di pos pertama, saya memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan pendakian keesokan harinya. Di pos ini, sudah ada beberapa tenda dari pendaki muda lokal, baik dari pecinta alam maupun pramuka, yang juga berencana untuk mendaki ke puncak keesokan paginya. Setelah berbincang sejenak dengan pendaki lain, saya memilih untuk mundur dan beristirahat, berharap bisa kembali sehat untuk pendakian keesokan harinya.
Antara Harapan dan Kenyataan
Perjalanan ini, yang dimulai dari pelabuhan Merak hingga ke kaki Gunung Rajabasa, telah memberikan saya banyak pengalaman dan cerita. Dari anak muda Sunda di Sumur Kumbang, hingga pendaki lokal di kaki Gunung Rajabasa, setiap orang yang saya temui telah memberikan saya pemahaman baru tentang kehidupan di sisi lain pulau ini. Dalam keadaan sehat, saya mungkin sudah mencapai puncak dan menikmati panorama yang menakjubkan. Namun, realitas membawa saya kembali ke bumi, mengingatkan saya bahwa bukan hanya tujuan, tetapi juga perjalanan yang penting.
Persiapan Untuk Esok Hari
Malam itu, saya tidur di pos pertama, merenung tentang apa yang telah saya lalui dan apa yang akan saya hadapi. Saya memutuskan untuk bangun pagi, berharap bisa memulai pendakian sebelum matahari terbit. Meski demikian, saya tahu bahwa saya harus mendengarkan tubuh saya. Jika saya masih merasa sakit, saya mungkin harus menunda pendakian. Tidak ada gunanya memaksakan diri jika itu berarti membahayakan diri sendiri.
Bersua dengan Fajar
Keesokan harinya, saya terbangun sebelum fajar. Saya merasa lebih baik, dan setelah memastikan bahwa saya cukup kuat untuk melanjutkan, saya mulai merakit perlengkapan saya. Saya melihat pendaki lain yang juga mulai bangun dan mempersiapkan diri untuk mendaki. Mereka semua tampak bersemangat dan penuh harap. Saya tidak bisa tidak merasa terinspirasi oleh semangat mereka.
Melanjutkan Perjalanan
Dengan hati yang penuh semangat dan tubuh yang sudah pulih, saya melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Rajabasa. Walaupun masih ada jalan panjang yang harus saya tempuh, saya merasa siap menghadapinya. Saya tahu bahwa perjalanan ini mungkin tidak mudah, tetapi saya juga yakin bahwa setiap tantangan yang saya hadapi akan membuat saya semakin kuat dan bijaksana.
Puncak Gunung Rajabasa, Aku Datang
Sambil menunggu cerita lanjutan dari pendakian saya, saya menatap ke depan, ke arah puncak Gunung Rajabasa yang masih jauh di sana. Meskipun masih jauh, saya tahu bahwa saya akan mencapainya, satu langkah pada satu waktu. Dan meskipun perjalanan ini mungkin sulit, saya tahu bahwa pemandangan dari puncak akan sepadan dengan setiap langkah yang saya ambil.
Catatan Akhir
Perjalanan saya menuju Gunung Rajabasa mungkin belum selesai, tetapi saya sudah belajar banyak dari pengalaman ini. Saya belajar tentang keindahan alam, tentang kegigihan dan keberanian, dan tentang pentingnya mendengarkan dan merawat diri sendiri. Dan yang paling penting, saya belajar bahwa dalam setiap perjalanan, bukan hanya tujuan, tetapi juga perjalanan itu sendiri yang berharga.
Bersambung...
0 komentar